“Aku mau cerai, sudah kudaftarkan ke pengadilan,” ungkap sepupuku seolah tanpa beban. Mungkin karena beban itu telah menguap bersama air mata yang tak henti mengalir selama setahun belakangan ini.
Ingatanku melayang ke sepuluh tahun lalu, ketika ia memutuskan melakukan kawin lari bersama kekasihnya. Waktu itu ia masih duduk di bangku kelas 2 SMU, lalu karirnya sebagai penyanyi sedang di berada puncak, tinggal selangkah lagi punya album sendiri. Ia telah termakan janji manis sang kekasih. Dengan berbagai cara, laki-laki itu telah berhasil menghipnotisnya.