Translate

Sabtu, 25 Oktober 2008

album perangko jadul



Senin pagi kemarin. Saya menyiapkan bahan untuk mengajar di kelas 7. Materi hari itu adalah menulis surat pribadi. Saya memikirkan cara agar penyampaian materi ini bisa membuat anak-anak tertarik dan bersemangat belajar.

Saya langsung teringat album perangko koleksi saya yang sudah jadul. Perangko-perangko koleksi itu saya kumpulkan sejak SMP kelas 1 (sekarang kelas 7), waktu masih getol-getolnya menekuni dunia korespondensi alias surat menyurat. Jumlah koleksi saya sampai saat ini cukup lumayan, sekitar 300an lebih.

Rabu, 08 Oktober 2008

suatu sore di depan rumah...






mumpung libur, main sama anak seharian. main apa aja, yg penting bikin anak seneng. gak perlu jalan-jalan keluar rumah.karna raya seneng main air, kolam-kolaman punya anak tetangga yang lama dismpen digudang dimanfaatin. tinggal diisi udara, jadi deh kolamnya.. ni foto-foto raya pas main kolam-kolaman..

Senin, 06 Oktober 2008

hati-hati barang di bagasi

Ada yang beda dari mudik tahun ini, untuk pertama kalinya aku merasakan pengalaman kehilangan barang sewaktu naik pesawat. Lucunya, barang yang hilang itu nilainya nggak terlalu berharga, yaitu sebuah jilbab warna biru (kotor pula) dan compact disc berisi foto-foto anakku yang terbaru. Nggak jelas yang ngambil petugas bandara atau petugas maskapai pesawat yang kutumpangi, yang pasti barang itu kutaruh di tas ransel yang masuk bagasi.

Terjebak Macet di Pelabuhan

Lebaran tahun lalu adalah lebaran yang paling mengesankan buat kami sekeluarga. Waktu itu si kecil Raya masih belum genap tiga bulan. Sehari menjelang lebaran, kami ajak Raya mudik ke Lumajang. Dari Ende-Nusa Tenggara Timur kami mudik dengan rute pesawat Ende-Denpasar. Turun dari pesawat jam tiga sore, kami estafet dengan bus eksekutif yang berangkat jam lima. Ketika akan menyeberang, antrian panjang kendaraan menyambut kami di pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Kami baru berhasil menyeberang empat jam kemudian! Waktu tempuh dari Bali ke kampung halaman yang biasanya hanya lima jam saja, berubah jadi sepuluh jam karena macet! Bayangkan capeknya. Untunglah si kecil sangat pengertian, ia nggak rewel sama sekali. Keesokan harinya pun ketika berlebaran, dia tetap segar bugar. Padahal untuk bayi yang masih menyusu ASI seperti si kecil, perjalanan panjang selama sehari semalam mungkin sangat melelahkan.

Tulisan ini dimuat di tabloid Nakita edisi 496/TH.X/4 Oktober 2008