Translate

Jumat, 02 Desember 2011

Mengapa Memilihnya?

"Kamu nggak salah pilih kah?"

Pertanyaan itu sering terdengar menjelang hari pernikahan saya lima tahun lalu. Banyak yang meragukan pilihan saya: teman, saudara, bahkan orangtua.

Satu hari seorang bibi bahkan mencandai saya, “Milih calon suami kok yang kurus kering kerempeng gitu. Cari suami itu yang badannya sehat, kuat, biar bisa melindungi.”

Saya hanya tersenyum menanggapi komentar itu. Buat apa badan sehat kuat, tetapi hatinya sakit? Apa gunanya fisik kekar seperti pendekar, tetapi mentalnya kurang ajar?

Lain waktu, ada juga yang nyeletuk, “Calon suamimu tuh kayak gong ya. Kalau nggak dipukul nggak bunyi.”

Lagi-lagi saya tanggapi komentar itu dengan senyuman. Memang, lelaki pilihan saya bukan orang yang banyak omong dan kebetulan tidak bisa berbasa-basi. Dia baru bersuara kalau dirasa perlu dan bermanfaat.

* * *