Si kecil saya, Raya (5,5) pernah masuk rumah sakit dua kali.
Pertama saat usianya belum genap setahun karena DBD. Kedua, setahun lalu,
karena gejala tifus.
Tidak ada seorang ibu pun yang mau anaknya sakit, begitu
pula saya. Apalagi harus menyaksikan anaknya terbaring di rumah sakit dengan
tangan diinfus. Saat paling memilukan bagi saya adalah ketika di depan mata ini
dokter menusukkan jarum infus ke tangan mungil putri saya. Duh, melihatnya
meronta dan menjerit kesakitan membuat saya ingin berteriak, “Tusuk saja tangan
saya, jangan anak saya!”
Raya termasuk anak aktif yang sangat cerewet. Saat dia
sakit, dunia rasanya sepi. Dia akan meringkuk di kamar sepanjang hari, bangun
hanya saat ke kamar kecil. Tingkah lakunya yang menggemaskan dan celotehnya yang
sering mengundang gelak tawa membuat saya dan suami selalu bersemangat
menjalani hari-hari yang sibuk. Karena itulah, saat si kecil sakit, rasanya
semangat kami ikut menghilang.