Translate

Rabu, 01 Maret 2017

Maksimalkan Eksplorasi Potensi Si Kecil dengan Mengatakan “Iya, Boleh”


Setiap orangtua tentu menginginkan putra-putrinya tumbuh secara optimal. Agar tumbuh kembang anak optimal, banyak hal yang harus diperhatikan. “Cinta kasih, kecukupan nutrisi, dan stimulasi eksplorasi adalah tiga fondasi penting yang diperlukan agar pertumbuhan dan perkembangan si kecil optimal,” ujar Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi dalam seminar parenting Dancow yang diadakan di Hotel Atria Malang pada Sabtu (25/2) lalu. Dokter spesialis anak RSCM itu juga menjelaskan bahwa cinta kasih, kecukupan nutrisi, dan stimulasi eksplorasi dapat menjadikan anak tumbuh sehat, ceria, cerdas, kreatif, dan berperilaku baik.
Selain Eyang Soedjat, begitu ia kerap disapa, seminar bertema Berkata IYA BOLEH untuk Eksplorasi, membuka potensi maksimal si kecil tersebut juga dihadiri oleh ahli nutrisi Rita Ramayulis dan psikolog Ratih Ibrahim. Ketiga narasumber berbagi ilmu tentang parenting di hadapan sekitar 600 peserta seminar. Kebayang dong, serunya?

Mbak Shahnaz mulai memoderasi seminar

Setelah mengikuti seminar parenting ini banyak sekali pencerahan yang saya dapatkan. Nggak cuma dari tiga narasumber yang hadir, tapi juga dari moderator cantik Mbak Shahnaz Haque yang punya putri-putri berprestasi. Beruntung banget dapat undangan gratis dari Dancow sebagai blogger, hehe...

Baiklah, ilmunya saya kulik satu-satu ya...

Pentingnya Cinta dan Kasih Sayang

Mbak Ratih Ibrahim memaparkan pentingnya
 cinta dan kasih sayang dalam pengasuhan
Mendidik dengan cinta dan kasih sayang akan membuat anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, seperti percaya diri dan berani bereksplorasi. Berikan pujian, ciuman, dan pelukan, ketika anak melakukan hal-hal baik. Hindari memaksakan kehendak, mengancam, dan menghukum ketika anak berbuat sesuatu yang kurang sesuai dengan harapan.


Pengasuhan yang dilandasi cinta dan kasih sayang akan menumbuhkan anak yang bahagia. Dan secara tidak langsung, rasa bahagia akan membuat anak lebih sehat. Terkait dengan hal ini, saya sering melihat di sekitar saya, anak-anak yang diasuh dengan kekerasan, tidak hanya kesehatan fisiknya yang terganggu, tetapi juga kesehatan mentalnya.
“Anak itu berharga. Anak adalah karunia Allah. Menjadi orangtua adalah berkat dan amanat Allah. Saya dulu menikah, sepuluh tahun setelahnya baru dikaruniai anak,” kisah Mbak Ratih Ibrahim membagikan pengalamannya. Wah, perjuangan banget ya. Catatan tuh, buat yang menginginkan momongan. Setelah dikasih momongan, sebagai orangtua, bertanggungjawablah. Didiklah anak dengan baik dan penuh cinta ^^
Oiya, tentang pengasuhan ini Mbak Ratih menyampaikan tidak ada model pengasuhan yang paling sempurna. Pengasuhan boleh disesuaikan dengan gaya, nilai yang kita anut, karakteristik, dan kebutuhan anak. Bagaimana pun model pengasuhan kita, kunci utama pengasuhan itu (1) investasikan waktu untuk si kecil setiap hari,(2) pastikan Anda memberikan waktu berkualitas dengan anak, (3) lakukan secara konsisten dengan kasih sayang yang utuh.



Pentingnya Kecukupan Nutrisi

Mbak Rita Ramayulis sudah menghasilkan
29 buku tentang nutrisi lho
Bagaimana dengan kecukupan nutrisi? Mengapa hal ini juga penting untuk tumbuh kembang si kecil? Nutrisi yang cukup akan membuat anak tumbuh sehat dan tidak mudah sakit. Kecukupan nutrisi bisa didapat dari pemenuhan gizi yang lengkap dan seimbang. Untuk pemenuhan gizi yang lengkap dan seimbang, para orangtua bisa menjadikan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sebagai buku panduan.
Lalu, apa saja indikator kecukupan nutrisi? Menurut ahli nutrisi Rita Ramayulis, kecukupan nutrisi pada anak bisa dilihat dari pertumbuhan fisik dan otaknya. Apabila pertumbuhan fisik dan perkembangan otak seorang anak sesuai dengan usianya, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut cukup nutrisi. Cara gampang untuk mengecek pertumbuhan fisik yaitu rutin menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak. Kemudian, untuk mengecek perkembangan otak, ukur lingkar kepala anak secara periodik. Ini penting diperhatikan, karena tinggi badan anak saat dewasa bisa diprediksi saat usianya dua tahun lho. Jadi tinggi badan saat dewasa itu dua kali lipat tinggi badan anak saat usia dua tahun.
Lebih lanjut, Mbak Rita membahas tentang masalah tumbuh kembang anak-anak di Indonesia, yaitu kurus, terlalu gemuk, anemia, dan pendek. Cara mudah untuk mencegah hal ini terjadi pada anak-anak kita, setiap hari variasikan menu makanan mereka. “Anak-anak di atas satu tahun dianjurkan untuk sering mengonsumsi zat besi, vitamin A, vitamin C, dan asam folat,” saran Mbak Rita.
Oiya, ada lagi masalah anak usia 1 tahun ke atas, yaitu sering terkena diare dan infeksi saluran pernafasan. Sekedar informasi, sejak baru lahir, dalam saluran cerna bayi terdapat bakteri baik bernama Lactobacillus Rhamnosus. Seiring perjalanan waktu, sejak mulai dikenalkan MPASI, bakteri tersebut mulai berkurang. Padahal bakteri tersebut bermanfaat untuk membantu menurunkan resiko terkena diare dan infeksi saluran pernafasan. Nah, karena kesehatan saluran cerna harus dijaga seumur hidup, Dancow memberi solusi dengan Dancow Advanced Exelnutri+ yang mengandung lebih banyak inulin dan Lactobacillus Rhamnosus.  

Pentingnya Stimulasi dan Eksplorasi
Hasil penelitian menyatakan, saat anak usia 2 tahun perkembangan otaknya mencapai 80%, dan usia 4 tahun mencapai 95%. Itulah mengapa masa ini disebut golden age, masa keemasan anak. Sebagai orangtua, kita harus memaksimalkan stimulasi dan membebaskan anak-anak bereksplorasi saat mereka berada di rentang usia 0—5 tahun.
Stimulasi yang dimaksud disini adalah pemberian rangsangan dari lingkungan yang memancing respons tertentu. Stimulasi yang tepat akan membantu si kecil mencapai seluruh target tumbuh kembangnya secara optimal. Sedangkan eksplorasi adalah menjelajah, mencoba, mendalami berdasarkan rasa ingin tahu anak. Eksplorasi merupakan bagian dari proses stimulasi.
Kegiatan stimulasi bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana. Mbak Ratih Ibrahim mencontohkan bermain ular tangga, menari, lompat tali, adalah termasuk kegiatan stimulasi. Yang penting kegiatan stimulasi tersebut dapat mengembangkan aspek fisik/motorik, kognisi/kemampuan berpikir, bahasa/komunikasi, emosi, dan sosial si kecil.
Aih, langsung ingat Umar yang April nanti genap 2 tahun. Sejak pindah ke rumah sendiri yang terdiri dari dua lantai, Umar sering minta naik turun tangga. Kalau saya larang, kapan dia bisa naik turun tangga? Ya nggak? Jadi saya tetap bolehkan dia naik turun tangga lantai 2 tapi dengan pengawasan dan bimbingan. Mbak Ratih Ibrahim kemarin menggarisbawahi, tidak semua juga harus serta merta kita “iya boleh”-kan. Ketika anak ingin bermain colokan listrik, bermain pisau, atau hal yang membahayakan lainnya, sebaiknya kita jauhkan sementara atau mengganti pisau betulan dengan pisau mainan.
peserta seminar yang didominasi para ibu antusias menyimak penjelasan narasumber
Itulah poin-poin seminar parenting Dancow tempo hari. Eh, ada kejutan lho di akhir acara. Ternyata nih, Eyang Soedjat itu bukan cuma dokter yang jempolan, tetapi juga pesulap keren. Aksi sulapnya mengeluarkan benda-benda dari kantong kosong, mengubah gelas yang awalnya terisi susu sedikit menjadi terisi penuh, dan mengubah tali menjadi tongkat, membuat penonton terpukau. Hihihi...seru!




2 komentar:

  1. Acaranya seru ya mbak. Bertabur ilmu parenting.
    Dancow tiap tahun bikin acara seminar dan selalu sukses menyedot peserta.
    Btw salam kenal. Domisili di Malang juga mbak ?

    BalasHapus
  2. waah senangnya mengikuti acara seperti ini jadi nambah ilmu..

    BalasHapus

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊