Kemarin sore, saat masak sambil denger radio Kosmonita,
nggak sengaja saya mendengar talkshow tentang workshop menulis yang diadakan KEMENPAREKRAF
bekerjasama dengan nulisbuku.com dan penerbit buku PlotPoint. Di akhir acara,
Mas Ega dari nulisbuku.com woro-woro, bagi pendengar yang pengen ikut bisa
langsung daftar di tempat acara besok pagi.
Sebenarnya saya sudah tahu poster workshop ini jauh-jauh
hari, tapi saya nggak ngeh untuk kota Malang kapan dan dimana acaranya. Saya hanya
tahu kalau workshop ini diadakan di 12 kota di Indonesia sebagai rangkaian even lomba tulis nusantara. Mendengar woro-woro workshop gratis itu, saya pun
berniat datang, kebetulan tempat acara dekat dari rumah. Tapi saya pesimis
dapat kursi, karena Mas Ega sempat bilang kalau peserta yang mendaftar via
email membludak. Bahkan Malang dinyatakan sebagai pemecah rekor peserta
workshop terbanyak diantara 11 kota lainnya. Ah, Bismillah saja, kalau rejeki
nggak kemana ^^
Pagi-pagi sekali saya datang ke tempat acara, resto Ria
Djenaka di jalan Bandung Malang. Padahal acaranya dimulai jam 10 pagi. Bisa dibilang,
saya peserta yang datang pertama kali, hehehe. Untung tempatnya sudah buka. Pak
satpam yang menjaga resto mempersilahkan saya menunggu panitia di dalam resto. Setelah
satu jam menunggu, pukul 08.30 WIB seorang panitia datang. Kemudian muncul
beberapa peserta yang datang dari Sidoarjo, diantaranya mbak Endah SA—mantan
reporter Tabloid Nyata—dan Mbak Nunu El Fasa, seseorang yang saya kenal via
fesbuk (amboooy, ternyata mbak Nunu ini orangnya rame kayak Bu RW, hihihi). Alhamdulillah, rejeki, ternyata panitia masih membuka pendaftaran (horeee!)
Setelah mendaftar, kami pun mencari tempat duduk. Saya pamit
sebentar menjemput si kecil Raya pulang sekolah, setelah itu kembali lagi
dengan mengajak Raya. Beberapa peserta saya lihat ada juga yang bawa anak. Syukur
deh, saya nggak sendiri, hehe..
Workshop di Malang ini adalah workshop yang terakhir. Selain
pesertanya paling banyak, ada lagi yang mengejutkan, peserta yang datang bukan
hanya dari sekitar Jawa Timur saja, tapi ada juga yang jauh-jauh datang
dari Bandung! Wew!
Sebelum pemateri workshop berbagi tentang menulis, Mas Ega
sebagai mc mendaulat Bu Poppy dari KEMENPAREKRAF untuk menyampaikan sambutan. Bu
Poppy berharap peserta lomba tulis nusantara tahun ini bisa memecahkan rekor
tahun lalu. Mas Ega menyebut tahun lalu pesertanya 3400-an, kalau bisa tahun
ini 3500. Bu Poppy juga memotivasi peserta agar bisa menginspirasi banyak orang
melalui karya.
Bu Poppy
Selanjutnya mbak Windy Ariestanty—pemateri workshop—membagi pengalaman
menulisnya. “Menulis itu latihan, bukan bakat,” katanya (Sepakat mbak! ^^). Mbak Windy yang juga editor Gagas Media ini
menambahkan, pada dasarnya menulis itu sama dengan berbicara. Aktivitas menulis
sebenarnya adalah aktivitas yang kita lakukan setiap hari, seperti menulis
daftar belanjaan (kayak saya ini mbak,
hehe), sms, status fesbuk dan twitter, so, sebenarnya menulis itu nggak
perlu belajar. Seharusnya kalau seseorang bisa ngomong lancar, pasti bisa
menulis lancar juga. Tentang buku, ada satu ungkapan menarik yang dikutip sama Mbak
Windy yang sudah menulis banyak buku ini, kalau kamu pergi ke toko buku atau
perpustakaan dan kamu tidak menemukan buku yang ingin kamu baca, maka itu berarti
adalah tugas kamulah menuliskannya (supeeeer
sekali mbak^^).
Mbak Windy dan Mas Ega
Kemudian tentang pengalamannya sebagai editor, Mbak Windy
menjelaskan bahwa editor nggak bisa menilai sebuah naskah yang diajukan seorang
penulis itu laku atau enggak sebelum buku itu dilempar ke pasar. Tugas editor
itu melihat potensi naskah, dia memosisikan diri sebagai pembaca pertama. Terakhir tentang lomba tulis nusantara yang mengangkat
tema Celebrate The Colorful Indonesia, mbak Windy berpesan, kebudayaan itu
nggak perlu dibayangkan sebagai sesuatu yang besar. Kalau kita ingin menulis
tentang kebudayaan Indonesia, jangan abaikan hal-hal kecil yang ada di sekitar
kita. Tulislah sesuatu yang sederhana secara menarik.
Workshop ditutup oleh mbak Dona, pemateri dari PlotPoint,
yang menjelaskan tentang teknik menyelipkan kebudayaan dalam sebuah tulisan.
Mbak Dona
calon penulis cilik ^^
rombongan peserta yang datang paling pagi :) (foto by Raya)
bersama mbak Happy Rose, mbak Sukimah, dan teman mbak Sukimah (foto by Raya)
Mantap reportasenya
BalasHapustengs Bastian :)
Hapus