Translate

Rabu, 23 Oktober 2013

Workshop Tulis Nusantara @Malang



Kemarin sore, saat masak sambil denger radio Kosmonita, nggak sengaja saya mendengar talkshow tentang workshop menulis yang diadakan KEMENPAREKRAF bekerjasama dengan nulisbuku.com dan penerbit buku PlotPoint. Di akhir acara, Mas Ega dari nulisbuku.com woro-woro, bagi pendengar yang pengen ikut bisa langsung daftar di tempat acara besok pagi.

Sebenarnya saya sudah tahu poster workshop ini jauh-jauh hari, tapi saya nggak ngeh untuk kota Malang kapan dan dimana acaranya. Saya hanya tahu kalau workshop ini diadakan di 12 kota di Indonesia sebagai rangkaian even lomba tulis nusantara. Mendengar woro-woro workshop gratis itu, saya pun berniat datang, kebetulan tempat acara dekat dari rumah. Tapi saya pesimis dapat kursi, karena Mas Ega sempat bilang kalau peserta yang mendaftar via email membludak. Bahkan Malang dinyatakan sebagai pemecah rekor peserta workshop terbanyak diantara 11 kota lainnya. Ah, Bismillah saja, kalau rejeki nggak kemana ^^

Pagi-pagi sekali saya datang ke tempat acara, resto Ria Djenaka di jalan Bandung Malang. Padahal acaranya dimulai jam 10 pagi. Bisa dibilang, saya peserta yang datang pertama kali, hehehe. Untung tempatnya sudah buka. Pak satpam yang menjaga resto mempersilahkan saya menunggu panitia di dalam resto. Setelah satu jam menunggu, pukul 08.30 WIB seorang panitia datang. Kemudian muncul beberapa peserta yang datang dari Sidoarjo, diantaranya mbak Endah SA—mantan reporter Tabloid Nyata—dan Mbak Nunu El Fasa, seseorang yang saya kenal via fesbuk (amboooy, ternyata mbak Nunu ini orangnya rame kayak Bu RW, hihihi). Alhamdulillah, rejeki, ternyata panitia masih membuka pendaftaran (horeee!)

Setelah mendaftar, kami pun mencari tempat duduk. Saya pamit sebentar menjemput si kecil Raya pulang sekolah, setelah itu kembali lagi dengan mengajak Raya. Beberapa peserta saya lihat ada juga yang bawa anak. Syukur deh, saya nggak sendiri, hehe..

Workshop di Malang ini adalah workshop yang terakhir. Selain pesertanya paling banyak, ada lagi yang mengejutkan, peserta yang datang bukan hanya dari sekitar Jawa Timur saja, tapi ada juga yang jauh-jauh datang dari Bandung! Wew!

Sebelum pemateri workshop berbagi tentang menulis, Mas Ega sebagai mc mendaulat Bu Poppy dari KEMENPAREKRAF untuk menyampaikan sambutan. Bu Poppy berharap peserta lomba tulis nusantara tahun ini bisa memecahkan rekor tahun lalu. Mas Ega menyebut tahun lalu pesertanya 3400-an, kalau bisa tahun ini 3500. Bu Poppy juga memotivasi peserta agar bisa menginspirasi banyak orang melalui karya.


 Bu Poppy

Selanjutnya mbak Windy Ariestanty—pemateri workshop—membagi pengalaman menulisnya. “Menulis itu latihan, bukan bakat,” katanya (Sepakat mbak! ^^). Mbak Windy yang juga editor Gagas Media ini menambahkan, pada dasarnya menulis itu sama dengan berbicara. Aktivitas menulis sebenarnya adalah aktivitas yang kita lakukan setiap hari, seperti menulis daftar belanjaan (kayak saya ini mbak, hehe), sms, status fesbuk dan twitter, so, sebenarnya menulis itu nggak perlu belajar. Seharusnya kalau seseorang bisa ngomong lancar, pasti bisa menulis lancar juga. Tentang buku, ada satu ungkapan menarik yang dikutip sama Mbak Windy yang sudah menulis banyak buku ini, kalau kamu pergi ke toko buku atau perpustakaan dan kamu tidak menemukan buku yang ingin kamu baca, maka itu berarti adalah tugas kamulah menuliskannya (supeeeer sekali mbak^^).
 
Mbak Windy dan Mas Ega

Kemudian tentang pengalamannya sebagai editor, Mbak Windy menjelaskan bahwa editor nggak bisa menilai sebuah naskah yang diajukan seorang penulis itu laku atau enggak sebelum buku itu dilempar ke pasar. Tugas editor itu melihat potensi naskah, dia memosisikan diri sebagai pembaca pertama.  Terakhir tentang lomba tulis nusantara yang mengangkat tema Celebrate The Colorful Indonesia, mbak Windy berpesan, kebudayaan itu nggak perlu dibayangkan sebagai sesuatu yang besar. Kalau kita ingin menulis tentang kebudayaan Indonesia, jangan abaikan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Tulislah sesuatu yang sederhana secara menarik.

Workshop ditutup oleh mbak Dona, pemateri dari PlotPoint, yang menjelaskan tentang teknik menyelipkan kebudayaan dalam sebuah tulisan. 

 
 Mbak Dona

 
calon penulis cilik ^^

 
rombongan peserta yang datang paling pagi :) (foto by Raya)

 bersama mbak Happy Rose, mbak Sukimah, dan teman mbak Sukimah (foto by Raya)

Wuah, pulang dari workshop serasa baterai yang baru saja di-charge, semangat lagi! Mudah-mudahan bisa ikut salah satu kategori tulisan yang dilombakan. Amiiin…

2 komentar:

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊