Translate

Selasa, 14 Juli 2009

Sekedar Berbagi: Buku (Menulis) yang Berhasil Melejitkan Potensi Kepenulisan Saya

Mengingat buku tentang menulis yang pertama kali saya baca dan sangat berpengaruh dalam melejitkan potensi menulis yang saya miliki, berarti harus menggali memori delapan tahun lalu.
Ketika itu saya masih duduk di bangku kelas 2 SMU, sedang getol-getolnya melahap berbagai jenis buku. Selain karena tuntutan persaingan akademis (SMU yang saya masuki adalah sekolah favorit di kabupaten Lumajang), kebetulan saya juga keranjingan membaca. Setiap hari begitu bel istirahat berbunyi, selain ke kantin untuk mengisi perut, agenda rutin saya adalah menyambangi perpus sekolah.
Secara tak sengaja, suatu hari waktu bertandang ke perpus sekolah, saya menemukan sebuah buku berjudul Mengarang Itu Gampang karya Arswendo Atmowiloto. Buku yang sangat legendaris di masa sekarang, karena waktu itu buku-buku tentang menulis belum sebanyak sekarang jumlahnya.
Saya amati buku tentang kiat menulis fiksi itu sudah cetak ulang berkali-kali, dan kalau tidak salah buku itu pertama kali terbit tahun 80-an. Hmmm, pasti bukan buku biasa nih, pikir saya. Karena penasaran, buku itu langsung saya baca. Padahal jam belajar sedang berlangsung. Tentu saja bacanya sambil ngumpet-ngumpet biar nggak ketahuan guru ;). Ajaib! Dari halaman pertama, buku itu menarik saya untuk terus dan terus membaca sampai tuntas detik itu juga. Penjelasan yang gamblang dengan bahasa yang mengalir, mampu menghipnotis mata saya untuk tak melirik buku pelajaran sama sekali.
Di atas angkot menuju rumah pun, aktivitas saya belum berhenti. Mata saya masih menatap lekat pada buku penulis besar itu. Perlahan di kepala saya muncul banyak ide yang memaksa tangan saya untuk segera mengambil pena. Ingin rasanya cepat-cepat sampai rumah. Maklum, perjalanan dari sekolah ke rumah memakan waktu sekitar setengah jam. Kalau maksa nulis di angkot, mana bisa?
Rasanya ide-ide itu saling berebut ingin keluar, meletup-letup seperti lava pijar gunung berapi yang siap dimuntahkan.

Begitu sampai rumah, ide-ide itu seolah membanjir memenuhi buku. Lalu terciptalah beberapa cerpen yang saat ini (setelah berkali-kali tertolak media) kusemayamkan di laci meja belajar seperti Gorengan 2001, Setelah Semua Terwujud, Pilihan Terakhir, Pertemuan, dan Happy Summer; lalu lahir juga Sweet Seventeen Anggie (yang setelah berkali-kali revisi akhirnya dimuat di majalah Girls tahun 2008, padahal bikinnya tahun 2001), Perjalanan Sephia (dimuat di Majalah Mahameru edisi Agustus 2001), dan Pemakan Darah (Mahameru edisi Oktober 2001).
Begitulah kisah cerpen-cerpen ‘angkatan pertama’ yang saya tulis setelah membaca buku Arswendo (terima kasih banyak buat Mas Wendo ^_^ ). Secara tak langsung, beliau sudah membimbing saya, bagaimana menulis cerita dengan mudah. Dasarnya, saya jatuh cinta pada hobi menulis itu sudah sedari SD. Setelah membaca Mengarang Itu Gampang, saya semakin tergila-gila menulis.
Buku ini begitu berkesan bagi saya, sangat inspiratif. Saya tak ragu merekomendasikannya kepada Anda yang ingin mahir menulis fiksi, buat para penulis pemula yang ingin menguasai dunia kepenulisan: Ayo, bacalah buku ini!

4 komentar:

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊