Saat sudah menjadi Ibu
seperti sekarang, saya sering tiba-tiba terkenang masa kecil. Saya ingat ketika
Ibu membelikan saya permen coklat berbentuk payung di toko depan rumah, ingat
waktu umur empat tahun ayah dan ibu mengajak saya rekreasi ke Bali, ingat saat
tiap lebaran dapat baju baru, ingat waktu pertama kali diajak ortu jalan-jalan
ke Kebun Binatang Surabaya (KBS), ingat ketika menemani ayah belanja di Pasar
Turi pulangnya dibelikan es krim cone…
. Semua itu membuat saya bahagia. Sampai
detik ini kesan itu masih terasa. Memori-memori masa kecil itu membuat
saya berpikir, apa anak saya juga merasakan kebahagiaan yang sama, seperti yang
saya rasakan dari perlakuan kedua orangtua saya dulu? Apa sebagai Ibu, saya
sudah sukses menjadi Ibu yang menyenangkan bagi anak saya?
Menurut saya, menjadi
ortu yang menyenangkan itu gampang-gampang susah. Mungkin ada ortu yang
beranggapan bahwa dengan memberi limpahan materi kepada anak—misalnya
membelikan mainan mahal, memberi uang saku lebih, dan kemewahan-kemewahan
lain—anak akan merasa nyaman dan bahagia. Ada juga ortu yang tidak bisa memberi
apa-apa tetapi selalu ada di samping anak, menemaninya belajar, dan setia
mendengar keluh kesah anak, itu sudah membuat anak bahagia. Lalu apa sebenarnya
ukuran agar bisa disebut sebagai orangtua yang menyenangkan?
Menurut saya, ada
baiknya kita kembali ke masa kecil kita, menempatkan diri kita sebagai
kanak-kanak lagi. Buatlah daftar, hal-hal apa saja yang membuat kita terkesan kepada
ayah dan ibu kita, yang membuat kita bilang, “Ayah dan Ibu baiiiik banget!”
Mungkin ada yang kurang setuju dengan cara ini, karena menganggap jaman
sekarang sudah sangat berbeda jauh dengan jaman kita kecil dulu. Sah-sah saja kalau berpendapat demikian. Jalan
tengahnya, mungkin kita bisa menyesuaikannya dengan keadaan sekarang.
Beberapa waktu lalu saya
iseng menyurvei beberapa teman, seperti apa pendapat mereka tentang orangtua
yang menyenangkan itu. Rata-rata menjawab dari pengalaman masa kecil mereka,
berdasarkan kacamata kanak-kanak mereka. Menurut mereka, orangtua yang
menyenangkan itu diantaranya sebagai berikut.
(1) Nggak
bawel (demokratis).
(2) Mengerti
anak-anaknya. Setiap anak pasti mempunyai sifat yang berbeda. Nah, ortu yang
baik itu adalah yang mengerti sifat anaknya. Misalnya, bisa menghadapi si manja
biar nggak keterusan manjanya, atau
yang pemarah biar nggak keterusan
jadi pemarah. Intinya, bisa memperlakukan anaknya dengan baik dan benar.
(3) Mau
menemani anak bermain.
(4) Nggak marah-marah
kalau isi rumah diberantakin anaknya
buat bermain.
(5) Nggak ngomel
waktu anaknya nyoretin tembok rumah.
(6) Membolehkan
anaknya bikin rumah-rumahan pakai tirai, selimut, dan jarik yang dipaku ke
dinding.
(7) Gampang
diajak kompromi.
(8) Sabar
mendengarkan cerita anak-anaknya, sabar ketika anaknya sakit.
(9) Tahu
kesukaan anak-anaknya.
(10)
Nggak
marah kalau anaknya dapat nilai jelek di sekolah.
(11)
Nggak membanding-bandingkan anaknya
dengan anak orang lain.
(12)
Pintar mendongeng.
(13)
Gaya bicaranya lemah lembut dan penuh
kasih sayang.
(14)
Bisa jadi teman curhat.
(15)
Nggak
hobi nyuruh-nyuruh dengan gaya
komandan.
(16) Nggak suka melarang ini itu, karena biasanya terlalu
banyak aturan yang kaku malah membuat anak menjauh.
(17) Sering ngajak jalan-jalan.
(18) Mau menemani anak belajar.
(19) Sering ngasih hadiah
ketika anak berbuat baik.
(20)
Bisa ‘mengikuti’ dunia anaknya, nggak ketinggalan jaman.
Itulah beberapa
pendapat mereka. Kalau didata lagi, pasti daftarnya masih panjang. Hmm, kalau
mencermati pendapat-pendapat di atas, sudahkah Anda menjadi ortu yang
menyenangkan bagi putra-putri Anda? Yuk, sama-sama berusaha!
Dimuat
di For Her Jawa Pos edisi Kamis, 21 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊