Ada yang tahu, apakah ini?
Mungkin ada yang belum kenal sama sayuran yang ada di foto. Orang Jawa menyebutnya kecipir, orang Sumatera menyebutnya kacang botol, orang Sunda menyebutnya
jaat, orang Bali menyebutnya kelongkang. Banyak banget namanya, hihihi. Bentuknya
segi empat pipih memanjang dan pinggirannya berumbai, unik ya?
Saya kenal sayur ini sejak kecil, karena almarhum mbah saya
pernah menanamnya di rumah (sekarang kecipirnya sudah enggak ada). Dulu saya
sering memanfaatkan sayur yang tumbuhnya merambat ini untuk mainan jual-jualan.
Kalau diolah jadi masakan, saya malah nggak doyan.
Belakangan saya baru tahu, ternyata kecipir ini banyak sekali
khasiatnya. Diantaranya ini nih:
·
Kecipir baik untuk ibu hamil dan menyusui, karena
bisa mencegah anemia.
·
Kecipir mengandung antioksidan.
·
Perasan daunnya bisa digunakan untuk obat bisul.
Kecipir termasuk sayur yang nggak setiap hari ada. Sepertinya
sih, musiman. Maka ketika berbelanja ke bulik sayur dan melihat seikat kecipir
yang tergeletak di meja display, saya pun membawanya pulang (dibayar dulu
tentunya ^^). Selain direbus sebagai sayur pelengkap pecel, kecipir bisa juga
diolah dengan cara ditumis atau disayur bening.
Untuk sayur bening, bahannya sangat simpel. Cukup sediakan kecipir
yang sudah dibersihkan dan dipotong-potong, bawang merah dan bawang putih (iris
tipis), tomat (belah empat), garam dan gula secukupnya, air untuk kuah secukupnya.
Caranya, rebus air hingga mendidih, masukkan kecipir, rebus
sampai agak empuk. Kemudian masukkan sisa bahan. Jadi deh. Masaknya nggak ada
10 menit. Cocok banget buat menu sarapan. Apalagi disandingkan dengan tempe
goreng. Hm, meski sederhana, makan pagi jadi nikmat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊