Translate

Senin, 14 Juli 2008

Perempuan yang berdiri di dekat mesin ATM


Beberapa bulan terakhir ini, ada sebuah pemandangan baru di dekat mesin atm mandiri dekat kontrakan yang sangat menarik perhatianku. Disitu tiap hari berdiri seorang perempuan berjilbab. Sambil menenteng sebuah tas yang berisi segepok amplop, ia berdiri seharian di tempat itu. Sebenarnya nggak cuma seorang sih. Beberapa temannya secara bergantian juga ‘mejeng’ dekat atm itu. Yang sering tuh, mbak-mbak yang agak hitam manis dan yang sering pake celana ketat. Ya, penampilan mereka cukup rapi dan modis.

Mereka bukan penjaga mesin atm, bukan pula petugas keamanan. Salah seorang dari ‘kawanan’ itu pernah ngobrol denganku. Dia mengaku utusan dari sebuah yayasan yatim piatu yang berkantor pusat di Balikpapan. Perempuan itu rela berdiri sambil berpanas-panas atau kehujanan karena satu tujuan: meminta sumbangan sekedarnya dari orang-orang yang baru keluar dari atm itu. Begitu ada orang yang turun dari kendaraan hendak masuk atm, ia mencegatnya sambil memberikan selembar amplop berlogo yayasan X tersebut. Dana yang terkumpul dari amplop-amplop sumbangan itu nantinya akan diberikan untuk anak-anak yatim piatu di bawah naungan yayasan X. Kreatif juga. Lebih kreatif lagi kalo yang ‘ditodongkan’ ke para pengunjung atm bukan amplop sumbangan, tapi hasil kerajinan tangan buatan anak-anak yatim piatu yang dijual dengan harga tertentu.


Tentang yayasan X, entah benar atau fiktif, yang jelas keberadaan perempuan itu sangat  membuatku merasa kurang nyaman jika hendak mengambil uang di atm itu. Bukannya suudzon, tapi siapa yang tahu jika perempuan itu hendak berbuat jahat dengan cara merekam nomor pin nasabah pakai kamera tersembunyi atau lainnya? Modus kejahatan saat ini macam-macam dan semakin canggih. Aku yakin, tiap orang yang melihatnya pasti risih, mempunyai kecurigaan sendiri-sendiri, jangan-jangan dia begini-begitu…dll.
Miris juga sebenarnya, karena dia memakai atribut muslimah tapi ‘minta-minta’. Kesannya kok, gimanaaaaa gitu. Ya… positip thinking aja kali. Mudah-mudahan uang itu benar-benar disalurkan ke yang berhak….

4 komentar:

  1. Iya ni mbak..
    Q jg rada keganggu ama yg bgitu
    Mo ngasi...mo ngga,,, :p

    Kmaren jg dibahas di "John Pantau" yg kenyataanya boong
    Wallahualam de... Smoga Amanah aj tuw mbak2nya :p

    BalasHapus
  2. Memang benar mbak, alangkah baiknya daripada menyodorkan amplop lebih baik menjual hasil kerajinan anak-anak yatim/orang-orang yang difable (netra,daksa,dll) entah berwujud sapu, sulak, keset, alat pijat/alat kerok dari bathog kelapa,dll yang hasilnya bisa disumbangkan sebagian untuk mereka.

    BalasHapus

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊