Translate

Sabtu, 03 Oktober 2009

Ayah, Solat!


“Ayaaaah, solaaaat!”
Teriakan Raya malam itu membuat saya terbengong-bengong.
Si kecil Raya yang kini sudah dua tahun lebih sedang menyuruh ayahnya solat?
Anak sekecil itu?
Sejak kapan dia bisa nyuruh-nyuruh?
O-oww….
Bertubi pertnyaan memenuhi benak saya.
                                                         * * *

Rumah kontrakan kami berada tepat di depan sebuah musola kecil. Musola itu sebenarnya milik IKIP PGRI. Tetapi boleh digunakan untuk  kegiatan luar kampus. Sehari-hari musola itu difungsikan hanya ketika solat magrib, isya’, dan subuh. Ahad malam dipakai taklim keluarga. Lalu, sore hari kecuali Ahad, musola itu berfungsi sebagai TPA. Anak-anak kecil sekitar rumah banyak yang belajar mengaji disana.
Keluarga kami selalu berusaha mengontrak rumah dekat tempat ibadah. Mendengar kumandang adzan dari dekat membuat kami merasa diingatkan kepadaNya setiap waktu. Selain itu, lingkungan sekitar tempat ibadah seperti masjid atau musola biasanya adalah lingkungan yang baik. Ini juga yang jadi pertimbangan kami memilih rumah kontrakan.
Meski di rumah ada tempat khusus untuk solat berjamaah, kami selalu berusaha untuk solat di musola. Bukannya apa-apa, seharian kami sibuk di luar rumah. Praktis, kadang kami hanya bisa bersosialisasi dengan tetangga pada saat melakukan solat berjamaah di musola. Tapi tentu saja itu bukan tujuan utamanya. Itu hanya salah satu manfaat yang kami dapat dari melakukah solat berjamaah di fasilitas umum.
Kebiasaan suami di hari kerja, sepulang dari kantor pukul 17.30 Wita, kalau tidak sedang lapar biasanya dia bergegas mandi agar bisa solat di musola. Sembari menunggu adzan, suami baca-baca, nonton tv, atau bercengkrama dulu dengan Raya. Kadang kalau terlalu asyik sampai kebablasan, sudah iqamah belum berangkat. Kalau sudah begitu, biasanya saya tegur, “Yah, sudah iqamah tuh, solat dulu.”
Kalau solat berjamaah di musola nggak keburu, kami solat berjamaah sendiri di rumah. Biasanya Raya suka ikut-ikutan, meniru gerakan solat yang kami lakukan dari awal sampai akhir. Karena itu, genap dua tahun kemarin saya menghadiahinya mukena kecil sebagai hadiah ulang tahun, biar belajar solatnya lebih afdol ;). Si kecil tampak senang sekali ketika mukenanya saya pakaikan.                
                                                          * * *
Hari itu weekend, ketika adzan isya’ bekumandang, suami saya masih sibuk berkutat dengan koran yang baru dibelinya. Tiba-tiba si kecil Raya dengan suara lantang mengingatkan, “Ayaaaaah, solaaaaat!”
Hmmm, saya sudah tahu jawabannya. Sepertinya perilaku si kecil itu mengimitasi dari kebiasaan Bundanya ^_^

4 komentar:

  1. hug...peluk cium buat raya, smg adek naufal n naveed bisa spt itu. aamiin..... :)

    BalasHapus
  2. tyt buah hatimu dah gedhe ya prend. ga kerasa wktu brjln bgtu cptny. eh pas liat photony,muirip bgt ma km. hehe. rochima kecil.
    salam ke heri.

    BalasHapus
  3. ya iyalah...masak mirip tetangga??? hehe. salam balik...

    BalasHapus

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊