Judul Buku: Anak Bukan Kertas Kosong
Penulis: Bukik Setiawan
Penerbit: Pandamedia
Tebal Buku: xxx + 250 halaman
Terbit: Februari 2015
Setiap
anak terlahir sebagai pribadi yang istimewa. Keistimewaan tersebut diantaranya berwujud
bakat dan kecerdasan. Bakat dan
kecerdasan anak akan terlihat seiring dengan pertumbuhannya. Buku Anak Bukan Kertas Kosong mencoba
mengupas bagaimana sebaiknya para orangtua mendidik anak-anak mereka agar kelak
di masa depan anak-anak bisa mandiri dan bahagia dengan bakat serta kecerdasan
yang dimilikinya.
Bakat
adalah dasar kepandaian, sifat, dan pembawaan yang dibawa sejak lahir,
sedangkan kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi seperti
kepandaian dan ketajaman berpikir. Keduanya tidak bisa diseragamkan, karena
masing-masing anak memiliki bakat dan kecerdasan yang unik. Sayangnya, sistem
pendidikan di Indonesia saat ini tidak bisa menghargai keunikan anak. Hal
inilah yang menjadi kegelisahan utama Bukik Setiawan, sehingga ia terdorong
untuk menulis buku Anak Bukan Kertas
Kosong. Bukik yang juga seorang pegiat parenting
ini meyakini bahwa anak adalah benih kehidupan yang memunyai keistimewaan. Oleh
karena itulah, menurut Bukik, pendidikan itu seharusnya ‘menumbuhkan’, bukan
‘menanamkan’.
Anak
memiliki potensi yang bisa dikembangkan menjadi profesi. Daripada mematikan
potensi tersebut, ada baiknya orangtua berusaha untuk lebih mengenal diri,
kekuatan, dan minat anak. Misalnya, seorang anak unggul pada pelajaran bahasa,
tetapi lemah pada pelajaran berhitung. Seandainya anak Anda mengalami ini, apa
yang akan Anda lakukan? Memaksanya ikut les Matematika? Kebanyakan orangtua akan
memilih mengikutkan anak les pelajaran yang dianggap kurang. Padahal jika si
anak berminat les bahasa, bisa jadi kemampuan berbahasanya akan semakin bagus.
Siapa tahu kelak bisa jadi ahli bahasa profesional. Terkait hal ini, Bukik
menyarankan kepada para orangtua, alih-alih fokus pada profesi yang menjadi
favorit saat ini, lebih baik fokus kepada kekuatan diri anak, kembangkan agar
bisa bermanfaat bagi orang banyak dan dihargai oleh masyarakat (hal. 28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊