Setiap orangtua tentu menginginkan putra-putrinya tumbuh secara
optimal. Agar tumbuh kembang anak optimal, banyak hal yang harus diperhatikan.
“Cinta kasih, kecukupan nutrisi, dan stimulasi eksplorasi adalah tiga fondasi
penting yang diperlukan agar pertumbuhan dan perkembangan si kecil optimal,” ujar
Dr. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi dalam seminar parenting Dancow yang diadakan
di Hotel Atria Malang pada Sabtu (25/2) lalu. Dokter spesialis anak RSCM itu
juga menjelaskan bahwa cinta kasih, kecukupan nutrisi, dan stimulasi eksplorasi
dapat menjadikan anak tumbuh sehat, ceria, cerdas, kreatif, dan berperilaku
baik.
Selain Eyang Soedjat, begitu ia kerap disapa, seminar bertema Berkata IYA BOLEH untuk Eksplorasi, membuka
potensi maksimal si kecil tersebut juga dihadiri oleh ahli nutrisi Rita
Ramayulis dan psikolog Ratih Ibrahim. Ketiga narasumber berbagi ilmu tentang
parenting di hadapan sekitar 600 peserta seminar. Kebayang dong, serunya?
Mbak Shahnaz mulai memoderasi seminar |
Setelah mengikuti seminar parenting ini banyak sekali pencerahan yang
saya dapatkan. Nggak cuma dari tiga narasumber yang hadir, tapi juga dari
moderator cantik Mbak Shahnaz Haque yang punya putri-putri berprestasi.
Beruntung banget dapat undangan gratis dari Dancow sebagai blogger, hehe...
Baiklah, ilmunya saya kulik satu-satu ya...
Pentingnya
Cinta dan Kasih Sayang
Mbak Ratih Ibrahim memaparkan pentingnya cinta dan kasih sayang dalam pengasuhan |
Mendidik dengan cinta dan kasih sayang akan membuat anak-anak tumbuh
menjadi pribadi yang baik, seperti percaya diri dan berani bereksplorasi.
Berikan pujian, ciuman, dan pelukan, ketika anak melakukan hal-hal baik.
Hindari memaksakan kehendak, mengancam, dan menghukum ketika anak berbuat
sesuatu yang kurang sesuai dengan harapan.
Pengasuhan yang dilandasi cinta dan kasih sayang akan menumbuhkan anak
yang bahagia. Dan secara tidak langsung, rasa bahagia akan membuat anak lebih
sehat. Terkait dengan hal ini, saya sering melihat di sekitar saya, anak-anak
yang diasuh dengan kekerasan, tidak hanya kesehatan fisiknya yang terganggu,
tetapi juga kesehatan mentalnya.
“Anak itu berharga. Anak adalah karunia Allah. Menjadi orangtua adalah
berkat dan amanat Allah. Saya dulu menikah, sepuluh tahun setelahnya baru
dikaruniai anak,” kisah Mbak Ratih Ibrahim membagikan pengalamannya. Wah,
perjuangan banget ya. Catatan tuh, buat yang menginginkan momongan. Setelah
dikasih momongan, sebagai orangtua, bertanggungjawablah. Didiklah anak dengan
baik dan penuh cinta ^^
Oiya, tentang pengasuhan ini Mbak Ratih menyampaikan tidak ada model
pengasuhan yang paling sempurna. Pengasuhan boleh disesuaikan dengan gaya,
nilai yang kita anut, karakteristik, dan kebutuhan anak. Bagaimana pun model
pengasuhan kita, kunci utama pengasuhan itu (1) investasikan waktu untuk si
kecil setiap hari,(2) pastikan Anda memberikan waktu berkualitas dengan anak,
(3) lakukan secara konsisten dengan kasih sayang yang utuh.
Pentingnya
Kecukupan Nutrisi
Mbak Rita Ramayulis sudah menghasilkan 29 buku tentang nutrisi lho |
Bagaimana dengan kecukupan nutrisi? Mengapa hal ini juga penting untuk
tumbuh kembang si kecil? Nutrisi yang cukup akan membuat anak tumbuh sehat dan
tidak mudah sakit. Kecukupan nutrisi bisa didapat dari pemenuhan gizi yang
lengkap dan seimbang. Untuk pemenuhan gizi yang lengkap dan seimbang, para
orangtua bisa menjadikan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sebagai buku
panduan.
Lalu, apa saja indikator kecukupan nutrisi? Menurut ahli nutrisi Rita
Ramayulis, kecukupan nutrisi pada anak bisa dilihat dari pertumbuhan fisik dan
otaknya. Apabila pertumbuhan fisik dan perkembangan otak seorang anak sesuai
dengan usianya, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut cukup nutrisi. Cara
gampang untuk mengecek pertumbuhan fisik yaitu rutin menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan anak. Kemudian, untuk mengecek perkembangan otak, ukur
lingkar kepala anak secara periodik. Ini penting diperhatikan, karena tinggi
badan anak saat dewasa bisa diprediksi saat usianya dua tahun lho. Jadi tinggi
badan saat dewasa itu dua kali lipat tinggi badan anak saat usia dua tahun.
Lebih lanjut, Mbak Rita membahas tentang masalah tumbuh kembang
anak-anak di Indonesia, yaitu kurus, terlalu gemuk, anemia, dan pendek. Cara mudah untuk
mencegah hal ini terjadi pada anak-anak kita, setiap hari variasikan menu
makanan mereka. “Anak-anak di atas satu tahun dianjurkan untuk sering mengonsumsi
zat besi, vitamin A, vitamin C, dan asam folat,” saran Mbak Rita.
Oiya, ada lagi masalah anak usia 1 tahun ke atas, yaitu sering terkena
diare dan infeksi saluran pernafasan. Sekedar informasi, sejak baru lahir,
dalam saluran cerna bayi terdapat bakteri baik bernama Lactobacillus Rhamnosus. Seiring perjalanan waktu, sejak mulai
dikenalkan MPASI, bakteri tersebut mulai berkurang. Padahal bakteri tersebut
bermanfaat untuk membantu menurunkan resiko terkena diare dan infeksi saluran
pernafasan. Nah, karena kesehatan saluran cerna harus dijaga seumur hidup,
Dancow memberi solusi dengan Dancow Advanced Exelnutri+ yang mengandung lebih
banyak inulin dan Lactobacillus Rhamnosus.
Pentingnya
Stimulasi dan Eksplorasi
Hasil penelitian menyatakan, saat anak usia 2 tahun perkembangan
otaknya mencapai 80%, dan usia 4 tahun mencapai 95%. Itulah mengapa masa ini
disebut golden age, masa keemasan
anak. Sebagai orangtua, kita harus memaksimalkan stimulasi dan membebaskan anak-anak
bereksplorasi saat mereka berada di rentang usia 0—5 tahun.
Stimulasi yang dimaksud disini adalah pemberian rangsangan dari
lingkungan yang memancing respons tertentu. Stimulasi yang tepat akan membantu
si kecil mencapai seluruh target tumbuh kembangnya secara optimal. Sedangkan eksplorasi
adalah menjelajah, mencoba, mendalami berdasarkan rasa ingin tahu anak. Eksplorasi
merupakan bagian dari proses stimulasi.
Kegiatan stimulasi bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana. Mbak
Ratih Ibrahim mencontohkan bermain ular tangga, menari, lompat tali, adalah termasuk
kegiatan stimulasi. Yang penting kegiatan stimulasi tersebut dapat
mengembangkan aspek fisik/motorik, kognisi/kemampuan berpikir,
bahasa/komunikasi, emosi, dan sosial si kecil.
Aih, langsung ingat Umar yang April nanti genap 2 tahun. Sejak pindah
ke rumah sendiri yang terdiri dari dua lantai, Umar sering minta naik turun
tangga. Kalau saya larang, kapan dia bisa naik turun tangga? Ya nggak? Jadi
saya tetap bolehkan dia naik turun tangga lantai 2 tapi dengan pengawasan dan
bimbingan. Mbak Ratih Ibrahim kemarin menggarisbawahi, tidak semua juga harus
serta merta kita “iya boleh”-kan. Ketika anak ingin bermain colokan listrik,
bermain pisau, atau hal yang membahayakan lainnya, sebaiknya kita jauhkan sementara
atau mengganti pisau betulan dengan pisau mainan.
peserta seminar yang didominasi para ibu antusias menyimak penjelasan narasumber |
Itulah poin-poin seminar parenting Dancow tempo hari. Eh, ada kejutan
lho di akhir acara. Ternyata nih, Eyang Soedjat itu bukan cuma dokter yang
jempolan, tetapi juga pesulap keren. Aksi sulapnya mengeluarkan benda-benda
dari kantong kosong, mengubah gelas yang awalnya terisi susu sedikit menjadi
terisi penuh, dan mengubah tali menjadi tongkat, membuat penonton terpukau. Hihihi...seru!
Acaranya seru ya mbak. Bertabur ilmu parenting.
BalasHapusDancow tiap tahun bikin acara seminar dan selalu sukses menyedot peserta.
Btw salam kenal. Domisili di Malang juga mbak ?
waah senangnya mengikuti acara seperti ini jadi nambah ilmu..
BalasHapus