Day 1: Bromo
Bromo duinginnya gilaaaa! Saya sampai dengar bunyi gigi
teman saya yang gemeletukan :D. Begitu turun dari elf, kami langsung pindah jip
dan diangkut ke Penanjakan I. Menurut teman saya yang pernah lihat Bromo dari
Penanjakan I dan II, Penanjakan I medannya relatif mudah dibanding Penanjakan
II. Tapi lebih crowded Penanjakan I.
Saat hendak mengambil foto sunrise harus uyel-uyelan, hahaha. Pengaruh long
weekend juga kali ya, jadi banyak wisatawan yang berkunjung.
Awalnya ketika saya dan rombongan datang, bangku-bangku yang
tertata di area utama yang menghadap langsung ke Bromo masih sepi. Menjelang
subuh, pengunjung yang ingin menyaksikan matahari terbit mulai menyemut.
Deretan depan dekat pagar pembatas penuh dengan para pengunjung yang menenteng
kamera, bersiap mengabadikan sunrise Bromo. Saya yang tadinya leluasa
mondar-mandir, jadi agak kesulitan saat berjalan melewati kerumunan.
Saya menepi sejenak untuk solat subuh di pendapa samping
area utama. Seorang ibu menjajakan air dalam ember untuk wudu seharga Rp
2000,00. Sebuah gelas plastik bekas kemasan air mineral difungsikan sebagai
gayung untuk mengambil air wudu. Ketika mulai berwudu, MasyaAllah, dinginnya air membuat kulit saya
mati rasa!
Selesai solat, saya dan Nisa, teman sebangku di mobil,
berjuang menerobos deretan depan. Setelah susah payah, akhirnya berhasil.
Subhanallah, pemandangan Bromo di pagi hari sangat spektakuler. Sekumpulan awan
putih yangmenutupi permukaannya membuat saya berfantasi tentang negeri di balik
awan *backsound lagunya Katon, Negeri
di Awan ^^
Saya dan Nisa
Puas di Penanjakan, kami ke kawah Bromo. Takjub banget liat
lautan pasir yang luas di sekitar kawasan kawah. Berasa kayak di Jabal Uhud deh
(belom pernah kesana sih, cuma liat pemandangannya di foto orang-orang,
hihihi). Wuah, bau belerang campur kotoran kuda memenuhi udara di sekitar kawah.
Langsung deh, pasang masker.
pose di depan Gunung Batok
Habis foto-foto di depan Gunung Batok yang sebelahan dengan
Gunung Bromo, lanjut naik ke kawah. Dari kejauhan tampak deretan tangga naik ke
kawah. Untuk kesana masih harus melewati tanjakan-tanjakan kecil, setelah itu
baru deh naik tangga. Buat yang nggak kuat jalan kaki, bisa naik kuda yang
berseliweran di sekitar kawah, tarifnya 50 ribu buat naik aja (kalo turunnya
naik kuda lagi, ya 50 ribu lagi, tapi boleh nawar kok), berhentinya di bawah
tangga.
Di tengah lautan pasir terdapat sebuah pura yang biasa
digunakan untuk upacara keagamaan, termasuk Kasada. Kalo dilihat dari atas,
pura di tengah lautan pasir ini jadi pemandangan yang eksotis banget lho (lihat foto di bawah ^^). Buat yang
pagi-pagi udah lapar, nggak perlu khawatir, banyak penjual makanan di sekitar
kawah. Ada penjual bakpau, bakso, cilot, gula kapas juga ada.
pemandangan dari atas kawah. pura di tengah lautan pasirnya kelihatan kan? tuh, di bawah ^^
Kunjungan berlanjut ke sebuah bukit di sekitar Bromo yang
dikenal dengan sebutan Bukit Teletubbies. Waktu di perjalanan, saya iseng tanya
ke pak supir jip yang mengantar saya dan rombongan, “Dulu sebelum Teletubbies
tayang di tv, nama bukit ini apa, Pak?”
“Ya bukit sabana aja,” Si bapak njawab pendek. Lucu juga ya,
tayangan tv jadi nama bukit, hihihi…
Pas nyampe lokasi, Subhanallah, saya jadi bengong cantik, bukitnya
benar-benar mirip sama bukitnya Teletubbies euy! Wah, ternyata Indonesia—tepatnya
Jawa Timur—punya bukit yang indah banget. Jangan-jangan Teletubbies syutingnya
disini ya? hahaha…
Eksplorasi Bromo berakhir di Pasir Berbisik. Tempat apalagi
ini? Apakah sebelum Dian Sastro main film Pasir Berbisik tempat ini sudah
dinamakan Pasir Berbisik? Yang pasti disini anginnya kuenceeeeng banget. Saking
kencengnya, tiupannya sampe menimbulkan suara mirip bisikan!
Sssst...Pasir Berbisik ^^
Hati-hati sama debu
pasir yang diterbangin si angin, bikin mata pedih. Jadi wajib pake kacamata
kalo nggak pengen mata pedih. Oiya, Pasir Berbisik ini sering banget lho dijadikan
lokasi syuting, entah itu video klip atau film. Setahu saya sih, salah satu
video klip penyanyi Nugie dulu juga syuting disini.
Bersambung lagiiii ^^
cerita sebelumnya bisa dibaca disini
cerita sebelumnya bisa dibaca disini
Pemnadangannya indah banget. subhanallah
BalasHapusiyo mbak, ayo dolan nang bromo! ^^
Hapusapik mbak don alias mamah dedeh
BalasHapushehehe
adiiiit, cah bandel! gelem nyelameti ta, kalo aku ganti nama? hohoho...
Hapussuwun dit :)
hahahaaaa mama dedeh sm abdel
Hapushahaha, Gisaaaa! kamu yang jadi manajernya ya...
HapusIya seruuu,kapan2 pengen ke bromo lagiii :)
BalasHapus