Judul Buku: Secantik Yang
Engkau Impikan (365 Tips Menjadi Remaja Cantik Lahir Batin)
Penulis: J. Maurus
Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Tebal: 356 + xix halaman
Cet. I: Januari 2004
Ketika
kata ‘cantik’ melintas dalam pikiran Anda, apa yang akan Anda bayangkan
kemudian? Apakah menurut Anda, cantik itu harus berkulit putih? Kalau ya,
berarti Anda termasuk deretan orang-orang yang telah terseret dalam konstruksi
‘cantik’ yang salah. Sebenarnya, setiap orang mempunyai idealisme sendiri
mengenai definisi ‘cantik’. Mereka mempunyai kriteria sendiri, bagaimana wanita
yang cantik menurut mereka. Sehingga, esensi ‘cantik’ tidak bisa diukur dari
segi fisik saja.
Ada
dua kubu besar yang mempermasalahkan ‘kecantikan’, yaitu kubu barat dan timur.
Menurut barat, cantik itu berkulit cokelat ‘gosong’ alias gelap. Toko-toko
kosmetik di barat dibanjiri dengan produk-produk pembuat ‘gosong’ kulit. Di
barat yang notabene adalah deretan negara-negara minus sinar matahari, kegiatan
berjemur adalah kegiatan yang mahal dan hanya dapat dilakukan oleh kalangan jetset.
Tempat-tempat yang terkena sinar matahari hanya dapat dijangkau oleh
orang-orang yang merasa mempunyai cukup banyak uang. Kadang, untuk berburu
sinar matahari, orang-orang kaya itu melancong ke negara-negara tropis di Asia,
sehingga kulit mereka tampak ‘gosong’ karena seringnya ‘mandi matahari’.
Dimana-mana,
yang kaya selalu menjadi panutan, yang dilakukan kaum jetset selalu
menjadi tren, begitu juga dengan kulit. Melihat kulit orang-orang kaya itu
cokelat ‘kegosongan’, kalangan di bawahnya akan menganggap bahwa kulit seperti
itulah yang oke, keren, berkelas, dan prestisius.
Hal
ini berbeda dengan kubu timur. Seperti di Indonesia, kulit cokelat ‘gosong’
adalah citra kalangan pekerja kasar, petani, dan buruh bangunan yang dalam
tatanan stratifikasi sosial masyarakat kita menempati bagian paling bawah. Di
negara kita, ada semacam persepsi yang mengatakan bahwa wanita cantik adalah
wanita berkulit putih. Persepsi ini berkaitan dengan citra kaum jetset
yang tidak pernah bekerja di bawah terik sinar matahari, sehingga kulitnya
tampak putih ‘pucat’ dan bersih. Meniru kaum di atasnya, kalangan bawah akan
beramai-ramai memakai pemutih, sehingga yang menjamur di toko-toko kosmetik
adalah produk-produk ‘pemucat’ kulit.
Apapun yang dipermasalahkan oleh dua kubu tersebut,
sebenarnya kecantikan itu bukanlah perkara fisik belaka. Lebih dari itu, ia
adalah soal kepribadian. Bayangkan seorang wanita cantik luar biasa, tetapi
menyimpan kepribadian yang ‘menyebalkan’, sifat-sifatnya membuat orang lain di
sekitarnya jengah berlama-lama di sampingnya.
Buku
terjemahan yang berjudul asli As Pretty As You Please ini berisikan 365
resep menjadi cantik lahir batin. Dalam buku ini, Maurus tidak hanya
mengarahkan para gadis untuk menggali inner beauty-nya, tetapi juga
memaparkan beberapa pengetahuan praktis tentang fungsi biologis perempuan dan
cara-cara merawat wajah dan tubuh agar tetap indah dan tampil menarik. Seperti
dalam Apa Artinya Menstruasi? Penulis menjelaskan bagaimana proses
terjadinya menstruasi, bagaimana siklus normalnya, apa manfaatnya dan apa
akibatnya jika seorang wanita tidak mengalami menstruasi (hal. 35-37).
Secara
umum, buku ini sangat bermanfaat untuk remaja putri yang akan beranjak dewasa,
agar mereka mengetahui bagaimana membentuk kecantikan ‘dalam’ serta pribadi
yang menawan, bagaimana cara-cara bersikap dan bertingkah laku di tengah-tengah
pergaulan, dan bagaimana menjaga martabat dan harga diri sebagai wanita terhormat.
Karena itulah, dapat dikatakan bahwa buku ini merupakan buku ensiklopedia yang
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar remaja putri dengan segala
permasalahannya.
Anda
bisa menghadiahkan buku ini kepada kerabat, siswi Anda di sekolah, adik
perempuan Anda, atau putri Anda yang masih remaja dan sedang beranjak dewasa.
Untuk menikmati buku ini, tidak perlu membacanya semalam suntuk, tetapi cukup
dengan membuka daftar isinya, pilih yang perlu dan menarik, renungkan, lalu
cobalah untuk menerapkannya. Seandainya kerabat, siswi, adik perempuan, atau
putri Anda membaca satu resep sehari, maka buku ini bisa dirampungkan dalam
waktu kurang lebih selama satu tahun. Setelah itu, lihat bagaimana dampaknya
terhadap perubahan mereka: sudah semakin cantikkah mereka? [RF. Dhonna]
*tulisan ini dimuat di Komunikasi tahun 27/236/ Desember 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊