Beberapa bulan terakhir ini, ada sebuah pemandangan baru di dekat mesin atm mandiri dekat kontrakan yang sangat menarik perhatianku. Disitu tiap hari berdiri seorang perempuan berjilbab. Sambil menenteng sebuah tas yang berisi segepok amplop, ia berdiri seharian di tempat itu. Sebenarnya nggak cuma seorang sih. Beberapa temannya secara bergantian juga ‘mejeng’ dekat atm itu. Yang sering tuh, mbak-mbak yang agak hitam manis dan yang sering pake celana ketat. Ya, penampilan mereka cukup rapi dan modis.
Mereka bukan penjaga mesin atm, bukan pula petugas keamanan. Salah seorang dari ‘kawanan’ itu pernah ngobrol denganku. Dia mengaku utusan dari sebuah yayasan yatim piatu yang berkantor pusat di Balikpapan. Perempuan itu rela berdiri sambil berpanas-panas atau kehujanan karena satu tujuan: meminta sumbangan sekedarnya dari orang-orang yang baru keluar dari atm itu. Begitu ada orang yang turun dari kendaraan hendak masuk atm, ia mencegatnya sambil memberikan selembar amplop berlogo yayasan X tersebut. Dana yang terkumpul dari amplop-amplop sumbangan itu nantinya akan diberikan untuk anak-anak yatim piatu di bawah naungan yayasan X. Kreatif juga. Lebih kreatif lagi kalo yang ‘ditodongkan’ ke para pengunjung atm bukan amplop sumbangan, tapi hasil kerajinan tangan buatan anak-anak yatim piatu yang dijual dengan harga tertentu.