Lebaran tahun lalu adalah lebaran yang paling mengesankan buat kami sekeluarga. Waktu itu si kecil Raya masih belum genap tiga bulan. Sehari menjelang lebaran, kami ajak Raya mudik ke Lumajang. Dari Ende-Nusa Tenggara Timur kami mudik dengan rute pesawat Ende-Denpasar. Turun dari pesawat jam tiga sore, kami estafet dengan bus eksekutif yang berangkat jam lima . Ketika akan menyeberang, antrian panjang kendaraan menyambut kami di pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Kami baru berhasil menyeberang empat jam kemudian! Waktu tempuh dari Bali ke kampung halaman yang biasanya hanya lima jam saja, berubah jadi sepuluh jam karena macet! Bayangkan capeknya. Untunglah si kecil sangat pengertian, ia nggak rewel sama sekali. Keesokan harinya pun ketika berlebaran, dia tetap segar bugar. Padahal untuk bayi yang masih menyusu ASI seperti si kecil, perjalanan panjang selama sehari semalam mungkin sangat melelahkan.
Tulisan ini dimuat di tabloid Nakita edisi 496/TH.X/4 Oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊