“Habis berapa kemarin?”
tanya saya pada adik ipar yang baru melahirkan.
“Gratis, dapat
jampersal,” jawabnya.
“Enak ya,
gratis,” saya menimpali.
“Apanya yang
enak? Habis ini wajib KB.”
“Maksud sampean?”
“Waktu ngurus Jampersal
aku disuruh tanda tangan perjanjian bermaterai, Mbak. Isinya setelah melahirkan
wajib KB. Tapi terserah milih yang mana.”
Jawaban adik
ipar itu membuat saya tercenung. Rupanya program Jaminan Persalinan (Jampersal)
itu tidak gratis seratus persen, tetapi ada embel-embelnya.
Dan menurut saya, konsekuensi tersebut berpotensi merugikan perempuan. Yang
membuat saya kaget, ternyata untuk perempuan berusia 35 tahun ke atas, setelah
melahirkan dengan Jampersal wajib steril!
Hamil adalah hak
perempuan. Begitu juga dengan KB. Saya heran, mengapa program KB lebih
diutamakan untuk perempuan? Kenyataannya memang jarang ada laki-laki yang mau
disuruh ikut KB. Bahkan untuk memakai kondom saat berhubungan intim dengan
istri sendiri saja banyak yang menolak. Alasannya karena nggak nyaman.
Memangnya perempuan nyaman ketika mereka disuruh nenggak pil KB tiap hari?!
Saya sering
mendengar keluhan para perempuan pengguna alat kontrasepsi KB seperti pil,
suntik, spiral, atau implant. Rata-rata mereka mengeluhkan efek negatif yang
ditimbulkan seperti datang bulan tidak lancar, badan menggemuk, jerawatan,
emosi labil (mudah stres), tumor rahim, dsb. Mereka ingin lepas dari alat-alat
itu, tapi dilema. Di satu sisi mereka ingin mengatur jarak kehamilan secara
alami, sedang di sisi lain suami tidak punya pengertian. Solusi perhitungan
masa subur memakai perhitungan kalender yang mereka tawarkan ditentang oleh
suami-suami mereka. Alasannya, cara tersebut terlalu ribet. Ah, saya rasa itu
alibi untuk menutupi ketidakmampuan para suami itu dalam mengelola kesabaran.
Perempuan punya
hak untuk hidup sehat dan bahagia. Bukan jamannya lagi memaksakan sesuatu yang bertentangan
dengan hati nurani. Saya membayangkan, alangkah indahnya rumah tangga yang
dibina dengan saling pengertian antar pasangan, tidak ada yang menjadi korban
atas keegoisan salah satu diantaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊