Minggu ini saya sedang bersemangat bongkar-bongkar koleksi
majalah dan tabloid lama yang tersimpan di lemari buku, karena akan saya
hibahkan ke tetangga yang kebetulan suka baca. Daripada menuh-menuhin isi
lemari kan? Diloakkan juga sayang, wujudnya masih cling-cling.
Ternyata, acara bongkar-bongkar ini berujung pada penemuan
banyak harta karun berupa resep-resep masakan yang menantang saya untuk memraktekkannya.
Salah satu resep yang berhasil saya eksekusi tadi pagi adalah ayam laos. Saya kenalan
sama ayam laos saat kuliah S1. Di daerah Terusan Ambarawa Malang, ada penjual
lalapan ayam laos yang mulai buka pada sore hari. Rasanya gurih, saya sampai
ketagihan, hampir tiap malam makan ayam laos, hihihi…
Di depan rumah, saya menanam laos alias lengkuas. Jumlah si laos
ini sedang melimpah. Wah, kebetulan nih, lagi pengen ayam laos, ada laos
menanti dipanen. Langsung deh, nyungkil-nyungkil tanah. Rasanya menyenangkan lho,
bisa mengolah hasil bumi dari ‘kebun’ sendiri, hehe…
Bahan ayam laos:
1 ekor ayam, bagi menjadi 10—14 potong
500 ml santan kental
250 gr lengkuas, kupas, parut
Minyak goreng secukupnya
Haluskan:
1 sdt lada butiran (saya pakai lada bubuk)
3 cm kunyit
8 siung bawang merah
5 siung bawang putih
2 sdt garam
Cara membuat:
1.
Didihkan santan bersama lengkuas parut dan bumbu
halus, masak sampai santan tinggal separuh
2.
Masukkan ayam, aduk rata, kecilkan api. Masak sampai
kuah mongering sambil sesekali diaduk
3.
Tiriskan ayam, diamkan hingga dingin, goreng
dalam minyak panas dengan api kecil hingga ayam kecoklatan.
Perjuangan memasak ayam laos ini terletak pada sesi
pemarutan laos. Kalo santan sih, gampang, tinggal beli kelapa parut di tukang
sayur, hehe.. oiya, jangan lupa siapkan sambal terasi sebagai teman makan ayam
laosnya ya. Lalapannya juga jangan ketinggalan ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊