Beberapa bulan yang lalu ada tetangga yang mantu. Saat
bantu-bantu di dapur, saya dan para tetangga lain yang sedang mrabot (bahasa Lumajang, artinya
bantu-bantu masak untuk hajatan, hehe), si empunya rumah mengajak kami makan
siang bersama. Menunya saat itu macem-macem. Ada ikan asin, sayur asem, urap,
tempe dan ikan layang goreng, sambel trasi, dan pais patin. Entahlah, saat itu
tangan saya tergerak mengambil pais patin, dan pilihan saya nggak salah,
paisnya enak banget! Rasanya gurih seger, beda sama pais patin banjar yang
rasanya (menurut saya) berat karena kebanyakan bumbu.
Sambil nyantap
(bahasa banjar, artinya makan, hehe), saya bertanya ke tetangga saya, bumbu
paisnya apa saja. Ternyata bumbu utamanya cuma bawang putih-merah, kemiri, cabe
merah (kalau nggak suka pedas, bisa buang bijinya), daun kemangi, dan tomat
(bisa diganti belimbing wuluh). Oiya, pais itu sama dengan pepes, hehe…
Saya pun mencoba memasaknya di rumah. Caranya, haluskan
bawang merah-putih, kemiri, dan cabe merah yang digoreng sebentar dengan sedikit minyak, tambahkan garam dan gula secukupnya. Setelah halus, campur
dengan potongan patin yang sudah dibersihkan. Kalau sudah tercampur rata,
bungkus satu-satu pakai daun pisang. Jangan lupa memasukkan potongan tomat dan
petikan daun kemangi ke dalamnya. Kukus selama 20 menit.
Pais patin yang baru diangkat dari kukusan, dicampur nasi
putih pulen, uma ai, nyaman banar…!*
*bahasa banjar,
artinya kurang lebih: wow, enak bangeeet
*_^
hmmm...nyummy^_^
BalasHapusaku dadi eling pas kos biyen hep, hobimu kan titil-titil masakanku, hahahaha...
Hapus