Translate

Senin, 09 Juni 2008

Juni Tahun Ini

Tak pernah saya bayangkan sebelumnya, juni tahun ini saya akan mendapat kado luar biasa. Siang itu, Kamis 5 Juni lalu, Samarinda diguyur hujan lebat. Suami saya sudah di kantor lagi setelah pulang ke rumah pada jam istirahat. Setelah beberapa menit, kok hujan tambah lebat, batin saya. rumah kontrakan saya bocor di sana-sini. Anak saya mulai rewel. Dengan menggendong si kecil, saya periksa seluruh ruangan. Begitu melongok kamar mandi, astaghfirullah, air selokan masuk. Posisi lantai rumah kontrakan saya memang lebih rendah dari jalan. Di pintu kamar mandi terdapat tembok pembatas setinggi lutut untuk mencegah air masuk ke dapur.

Saya mulai was-was. “Doain hujan cepat reda ya Yah,” sms saya ke suami.
Ternyata guyuran air Dari langit semakin menderas. Saya mulai panik, apalagi air di kamar mandi semakin meninggi. Saya harus menelpon suami agar segera pulang. celakanya, pulsa saya waktu itu habis.
Saya hendak ke konter terdekat waktu itu ketika melihat air mulai merembes melalui pintu di ruang tamu. Saya intip jalan melalui jendela. Ya Allah, di luar sudah banjir! Saya tambah panik, bingung, antara menyelamatkan barang-barang di rumah, beli pulsa, atau menidurkan si kecil yang semakin rewel (karena waktunya tidur siang).
Akhirnya saya nekat buka pintu depan, beli pulsa. Malang, begitu pintu terbuka, BROL! air berlomba-lomba masuk ke dalam rumah. Saya terpana, shock, pasrah, tak bisa berbuat apa-apa. beberapa anak kos yang ngontrak di sebelah mencoba membantu meletakkan kursi sofa bekas punya tetangga di depan pintu rumah, tapi sia-sia, air kotor + bau itu berhasil menerjangnya. Di tengah kepanikan, Mbak Ila, tetangga sebelah juga, lewat depan rumah. Tanpa sungkan2 lagi, saya minta tolong dia mengisikan pulsa.
Begitu pulsa masuk, saya langsung menelpon suami. Ternyata genangan air merata. Suami saya bercerita bahwa seluruh jalanan protokol Samarinda banjir. Untungnya suami saya bisa sampai rumah dengan selamat. Kebetulan jarak kantor suami dengan rumah bisa ditempuh 5-10menit saja.
 Sesampainya suami di rumah, kami segera menyelamatkan apa pun yang bisa diselamatkan. Air di dalam rumah sudah setinggi sekitar 20 cm ketika hujan akhirnya reda. kami tidak mungkin membersihkan rumah hari itu juga, karena sudah sore. Kami sudah sama-sama lelah. Kini rumah kontrakan saya menjelma menjadi waduk. Air tidak bisa surut sendiri seperti di rumah para tetangga,. Kontrakan saya tidak punya saluran pembuangan selain dari kamar mandi. Sedangkan kamar mandi sendiri sudah menyerupai danau.
 Menurut para tetangga, banjir kali ini memang parah. Mungkin karena semakin berkurangnya peresapan air tanah akibat banyaknya permukaan tanah yang tertutup aspal atau semen. Selain itu—masih menurut mereka—semakin banyaknya ruko yang berdiri dan sampah yang dibuang sembarangan di got-got, mengakibatkan air buangan susah mengalir dengan lancar.
Menjelang magrib, kami memutuskan menginap di penginapan terdekat. Rumah akan dibersihkan besok pagi.
Keesokan harinya, dibantu dua orang penduduk setempat, kami menguras air di dalam rumah secara manual. Kami tidak terpikir sama sekali untuk mencari mesin penyedot air. Seharian kami bersih-bersih. Itu pun belum bersih betul. Besoknya lagi saya pel rumah memakai disinfektan berbotol-botol. Saya tidak ingin bekas lumpur kecoklatan yang menempel di setiap sudut rumah mendatangkan penyakit nantinya.
Ffiuhh, akhirnya rumah kembali bersih. Saya pandangi setiap sudut. Datangnya musibah memang nggak pernah bisa diduga. Seumur hidup, baru kali ini saya mengalami kebanjiran. Tiba-tiba saya tersadar. Hanya banjir begini saja saya sudah mengeluh nggak karuan, bagaimana dengan orang lain yang terkena tsunami atau banjir banding lain? Ah, saya malu. Seharusnya saya bersyukur, apa yang saya alami nggak separah tsunami dan sejenisnya.
Sekarang, setiap kali hujan deras, meski trauma, saya betah-betahin bertahan di rumah ini sampai habis masa kontraknya, Agustus nanti. Alhamdulillah saya sudah menemukan kontrakan lain. InsyaAllah lebih nyaman dan bebas banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊