Suatu
siang Raya, putri kecil saya, menangis. Balonnya lepas digunting temannya saat bermain. Eh,
dapat inspirasi nulis dongeng tentang balon. jadilah "Ayo Bermain,
Farel!", dongeng 300 kata yang dimuat di Majalah Bobo no.12, terbit 28 Juni 2012. Saya mengirim cerita ini tanggal 16 Januari 2012. Jadi masa tunggunya sekitar 6 bulan ^^
Oiya, bagi yang ingin mengirim cerita ke Bobo, syaratnya sebagai berikut.1. Font: Arial
2. Ukuran font: 12
3. Jarak baris: 1,5
4. Banyak kata: 600 – 700 kata untuk cerita 2 halaman
250 – 300 kata untuk cerita 1 halaman
5. Di bawah naskah cerita tersebut, cantumkan:
a. Nama lengkap
b. Alamat rumah
c. Nomor telepon rumah/kantor/ handphone
d. Nomor rekening beserta nama bank, dan nama lengkap pemegang rekening bank tersebut (seperti yang tertera di buku bank) Untuk pembayaran honor pemuatan dari majalah Bobo.
6. Lampirkan biodata singkat yang berisi poin nomor 5, tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, dan pekerjaan.
7. Naskah berserta biodata bisa dikirimkan via pos, ke alamat:
Redaksi Majalah Bobo
Gedung Kompas Gramedia Majalah Lantai 4
Jalan Panjang No. 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530
Syarat Umum Penulisan Naskah Cerita
1. Cerita harus asli, tidak menjiplak karya orang lain.
2. Cerita tidak mengandung unsur kekerasaan, pornografi, atau yang menyinggung SARA (suku, agama dan ras)
3. Tingkat kesulitan bahasa, kira-kira yang bisa dimengerti oleh anak kelas 4 SD.
4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
5. Kata-kata berbahasa asing/daerah atau dialek tertentu, diketik dengan huruf italic.
6. Alur cerita dan permasalahan cocok untuk anak-anak usia SD.
7. Penulis yang naskahnya diterima, akan mendapat honor setelah ceritanya dimuat, dan kiriman majalah Bobo sebagai nomor bukti pemuatan cerpen.
8. Naskah yang tidak diterima, tidak akan dikembalikan. Diharapkan penulis menyimpan naskah asli.
9. Berhubung banyaknya naskah yang dikirim ke redaksi Majalah Bobo, maka waktu penantian pemuatan cerita bisa memakan waktu minimal 4 bulan.
10. Penulis yang ingin menarik kembali naskahnya untuk dikirim ke majalah lain, diharapkan pemberitahuannya terlebih dahulu ke redaksi Majalah Bobo, agar tidak terjadi pemuatan ganda.
Sumber: Fan Page Majalah Bobo
Ayo Bermain, Farel!
Oleh: RF.Dhonna
Pagi ini Pak Ri
membawa aku dan teman-teman ke stadion. Setiap hari Minggu, anak-anak hingga
orang dewasa berduyun-duyun memenuhi stadion untuk berolahraga.
Seorang anak berusia
sekitar lima tahun menghampiri Pak Ri.
“Mimi mau yang mana?”
tanya Bunda Mimi.
Gadis kecil bernama
Mimi itu mengamati kami satu persatu.
“Aku mau yang
stroberi.”
Asyiiik..., Mimi memilihku!
Bunda Mimi
mengangsurkan selembar uang sepuluh ribu. Dengan gesit Pak Ri melilitkan ujung
benang yang mengikat tubuhku pada karet gelang berwarna merah. Aku pun
berpindah ke tangan mungil Mimi.
Mimi berjalan riang.
Sambil bersenandung, gadis kecil itu menggenggam karet gelang di tangan
kanannya kuat-kuat. Lalu Mimi mengajakku berlari. Tubuhku pun bergoyang kesana kemari.
Saat Mimi hendak menggandeng jemari sang ayah, tiba-tiba... wusss... aku
terlepas!
Mimi meraung
seketika.
Angin dengan cepat menerbangkanku ke angkasa.Tubuhku
terus naik, melintasi sekumpulan awan putih.
“Hu hu hu... !”
Samar-samar kudengar
tangisan. Ternyata itu suara balon pesawat.
“Hai, teman!”
Balon pesawat
memandangku heran, “Hai!”
“Namaku Luna.”
“Aku Farel,” ucapnya
sesenggukan.
“Kenapa kamu
menangis?”
“Aku..., aku nggak
punya teman. Aku bosan, hu hu hu... !” Isak Farel kembali terdengar.
“Bukankah sekarang
ada aku?” timpalku. “Oiya, bagaimana kamu bisa sampai disini?” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Seorang anak
laki-laki berusaha merebutku dari Dania. Padahal dia sudah memegang balon
Spiderman. Saat Dania lengah, anak jahil itu menggunting benang yang mengikat
tubuhku, hu hu hu... !” Tangis Farel bertambah kencang. Duh, apa yang harus aku
lakukan?
“Farel, main petak
umpet, yuk!” ajakku, “Kita ajak juga awan-awan disana. Bagaimana?”
“Baiklah,” jawab Farel
setengah hati.
“Tunggu!” Sebuah
teriakan mengagetkanku. Wow, teman-teman kami datang bergerombol!
“Kami baru dilepas
dari acara peresmian gedung baru. Apa kami boleh langsung bergabung?”
Aku dan Farel
mengangguk serempak, “Tentu saja!”
Wah, seru sekali!
Beramai-ramai kami meminjam tubuh awan untuk bersembunyi.
Kulirik Farel. Hm...,
Farel yang tadinya murung, sekarang berubah ceria.
apik mbak.. sederhana tapi manis
BalasHapusmaturnuwun mbak Binta :). asline cerita ini panjang, hampir 600 kata. trus aku berubah pikiran, tak pangkas sampe 300 kata, hehe
BalasHapus