Translate

Kamis, 31 Januari 2013

Nomor Satu: Kesehatan dan Keceriaan Si Kecil



Si kecil saya, Raya (5,5) pernah masuk rumah sakit dua kali. Pertama saat usianya belum genap setahun karena DBD. Kedua, setahun lalu, karena gejala tifus.
Tidak ada seorang ibu pun yang mau anaknya sakit, begitu pula saya. Apalagi harus menyaksikan anaknya terbaring di rumah sakit dengan tangan diinfus. Saat paling memilukan bagi saya adalah ketika di depan mata ini dokter menusukkan jarum infus ke tangan mungil putri saya. Duh, melihatnya meronta dan menjerit kesakitan membuat saya ingin berteriak, “Tusuk saja tangan saya, jangan anak saya!”
Raya termasuk anak aktif yang sangat cerewet. Saat dia sakit, dunia rasanya sepi. Dia akan meringkuk di kamar sepanjang hari, bangun hanya saat ke kamar kecil. Tingkah lakunya yang menggemaskan dan celotehnya yang sering mengundang gelak tawa membuat saya dan suami selalu bersemangat menjalani hari-hari yang sibuk. Karena itulah, saat si kecil sakit, rasanya semangat kami ikut menghilang.

Ya, keceriaan anak memang membawa kebahagiaan untuk kedua orangtuanya. Saat Raya sehat, kami selalu menemaninya bermain. Apalagi saat akhir pekan, saya dan suami akan berusaha memberikan quality time yang pada hari-hari kerja tidak bisa sepenuhnya kami berikan kepada si kecil. Saat itu, kami bertiga bisa bermain seharian di rumah. Bermain masak-masakan, salon-salonan, mendongeng, dan sebagainya. Atau, kalau cuaca sedang bersahabat, kami akan mengajak si kecil jalan-jalan. Tidak melulu ke pusat perbelanjaan sih, karena kami tidak ingin mengajarkan pola hidup konsumtif kepada si kecil. Biasanya kami pergi ke alun-alun di tengah kota. Di sana si kecil suka memberi makan merpati dengan butiran jagung, lalu kami biarkan ia berlarian kesana kemari mengejar merpati yang beterbangan di sekitar taman alun-alun. Keceriaan terpancar jelas di wajahnya. Ah, menyaksikan anak sehat memang meembahagiakan.

 main salon-salonan sama ayah

Saya ingin anak saya selalu sehat. Sebisa mungkin saya berusaha menjaganya dari sakit. Saat ini saya sedang kuliah lagi di sebuah PTN. Di sela kesibukan kuliah, saya tetap memasak untuk keluarga, terutama untuk putri tercinta saya. Sebelum berangkat beraktivitas, saya mewajibkan diri saya sendiri untuk memasak menu sehat buat si kecil. Menu tersebut tidak harus mewah, yang penting bergizi dan mudah memasaknya. Saya tidak mau anak saya makan makanan dari luar rumah yang kebanyakan mengandung pengawet, penguat rasa, pewarna, dan pemanis buatan.
Saya bersyukur, dalam hal menu makanan, sejauh ini saya selalu bisa mempersembahkan yang terbaik untuk putri semata wayang saya. Ya, bisa memasak menu sehat untuk si kecil setiap hari, mendapatinya selalu sehat dan ceria, adalah momen yang paling membahagiakan bagi saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊