Translate

Selasa, 06 Januari 2009

Tetap Heboh Meski Tanpa Ayah

 
Tahun lalu Raya melewati tahun baru pertamanya tanpa kehadiran Ayah. Kesibukan akhir tahun di kantor membuat Ayah tidak bisa pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga. Kebetulan rumah mertua di tengah kota, dekat alun-alun yang setiap ada perayaan hari besar selalu ramai. Malam menjelang pergantian tahun, bersama Ibu mertua, kakak ipar dan anak-anaknya, serta tante, Raya kami ajak keliling alun-alun dengan berjalan kaki. Kami melihat orang-orang yang berjualan. Segala macam barang dijajakan, mulai dari terompet, mainan, baju-baju, sampai makanan. Kulihat Raya seperti terheran-heran menyaksikan pemandangan itu. Kami semua bergantian menggendong Raya. Semakin malam, jalan semakin penuh disesaki manusia dan beragam kendaraan, membuat kami terjebak di tengah alun-alun. Kami tidak menemukan jalan untuk pulang. Terpaksa kami berhenti sejenak di tukang gorengan, duduk lesehan sambil memesan sepiring makanan untuk dinikmati bersama. Tidak lama kemudian, kami berhasil pulang dalam keadaan capek berat.

* tulisan ini dimuat di tabloid Nakita no. 510/th.X/5-11 januari 2008, dengan beberapa perbaikan

4 komentar:

  1. aku baca nakita tadi, seperti pernah baca judulnya di inbox, ternyata benar bunda rayya, selamat ya...dulu saya pernah dimuat disurat pembaca plus fotoku bersama anak2 terus aku simpan dan kutunjukkan anak2 mereka senang ada di koran hehehe

    BalasHapus
  2. jangan dibuang bu, tabloidnya. disimpen buat dokumen. ntar kalo anak-anak udah dewasa, biar inget terus momen itu..:)

    BalasHapus

Terimakasih telah meninggalkan komentar 😊